Mutoha Arkanuddin dari Jogja Astro Club (JAC) Selasa (28/8/2012) mengatakan, “Bulan purnama kedua yang terjadi pada bulan kali ini dikenal sebagai Blue Moon adalah sebuah kejadian yang termasuk langka.”
Langkanya fenomena tersebut melatarbelakangi munculnya ungkapan “once in a blue moon“. Dalam arti sebenarnya, fenomena Bulan Biru muncul setiap 3 tahunan. Ini disebabkan oleh lunasi Bulan yang lamanya 29,5 hari sementara satu bulan dalam kalender masehi ada yang 31 hari.
Pada Jumat nanti, purnama kedua atau Bulan Biru akan bisa disaksikan mulai pukul 20.59 WIB. “Waktu terbaik untuk pengamatan adalah di langit timur sekitar pukul 21.00 saat posisi bulan cukup nyaman untuk dipandang,” jelas Mutoha.
Menurut Mutoha, saat purnama merupakan saat yang tepat untuk mengamati permukaan Bulan. Pasalnya, pada saat itu seluruh permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi disinari oleh Matahari. Pola gambar yang ada di permukaan Bulan bisa dilihat dengan mata telanjang.
“Ada yang mengatakan mirip gambar wanita, gambar kepiting, mirip gambar wayang, anak burung atau mirip gambar kelinci. Anak saya menyebutnya mirip dinosaurus,” papar Mutoha. Mana yang benar, setiap orang bisa menilaianya lewat pengamatan.
Meski fenomenanya bernama Bulan Biru, tak berarti saat itu Bulan berwarna biru. Bulan Biru di sini hanyalah kiasan untuk menggambarkan jarangnya kejadian itu. Istilah Bulan biru sendiri muncul karena sejarah dimana saat purnama kedua terjadi, ada kebakaran yang menghasilkan asap sehingga Bulan saat itu berwarna biru.
Mau mengamatai Bulan Biru? Keluarlah pada Jumat malam dan cari lokasi yang tepat. Siapa tahu, Bulan nanti akan berwarna biru karena suatu sebab, mewujudkan fantasi tentang Bulan berwarna biru.
Bulan yang nyata berwarna biru pernah terjadi sebelumnya. Saat Gerhana Bulan tanggal 9 Desember 1992 misalnya, bulan berwarna kebiruan akibat pengaruh letusan Gunung Pinatubo. Bulan saat gerhana yang berwarna biru juga teramati dari Gombong pada gerhana tanggal 10 Desember 2011 lalu.
Sumber : kompas